Langsung ke konten utama

Kompas Tak Pelit Ilmu

"Tak pelit ilmu". Itulah penggambaran yang pantas untuk Kompas Saba Kampus. Siapapun yang tertarik pada dunia jurnalistik, khususnya mahasiswa, dapat mencicipi ilmu dan pengalaman langsung dari "dapur" kompas yang hadir di beberapa kampus di Indonesia tanpa dipungut biaya sepeserpun.

Di aula Fakultas Hukum Universitas Indonesia, animo peserta begitu terasa. Peserta begitu antusias mengikuti acara seminar dan workshop yang diadakan oleh media ternama, Kompas.

Dalam sesi workshop, saya mengikuti kelas research and Development. Salah satu divisi yang menurut saya berperan sangat penting dalam pemberitaan di Harian Kompas terutama pada masa pilpres lalu. Kekaguman saya bertambah ketika pembicara menceritakan pengalaman tim Litbang Kompas berjuang mengunjungi desa-desa terpencil untuk melakukan quick count. Hal itu membuktikan bahwa peran media tidak lagi sekadar memberitakan realita dan fenomena apa adanya melainkan mempertajam pemahaman atas sebuah peristiwa dengan menampilkan jurnalisme presisi. jurnalisme yang mengandalkan ketepatan.

Tidak hanya ilmu dan pengalaman yang dibagikan gratis. Doorprize dan hadiah pun bertebaran selama acara berlangsung. Sungguh satu hari yang bermanfaat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sumpah! Status ini Lebih Galau daripada "Single"

Hello to my new status! "Fresh Graduate" status yang lebih bikin galau daripada status "Single". Sebagai fresh graduate , gue ngerasa semakin banyak tuntutan baik dari dalam diri sendiri maupun dari orang tua. Gue lulusan diploma yang kata orang kebanyakan, ini lulusan tanggung. Katanya sih lulusan diploma dipandang sebelah mata sama perusahaan-perusahaan, Katanya loh ya. Kata siapa? ya kata orang-orang, termasuk orang tua gue. Makanya, nyokap gue keukeuh banget nyuruh gue ekstensi S1, begitu pun dengan om dan tante gue. Ga tanggung-tanggung, nyuruh ekstensinya di luar negeri dan nyari beasiswa. I know, that's really good for me . Gue pun sejak masih SMP selalu punya cita-cita untuk study abroad . Bahkan gue sempet apply beasiswa ke Singapura untuk ngelanjutin SMA. Pada akhirnya, gue tetap menuntut ilmu di Tanah Air tercinta sampai gelar A. Md tersemat di belakang nama. Sekarang muncullah kegalauan terberat gue, "Lanjut kuliah atau kerja? atau kerj...

Abis Ngeliput, Diteror Eyang Subur

Media tempat gue kerja selalu pengen dapet berita yang beda dari media lainnya. "Deception" istilahnya. Kalo diartiin ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti "tipuan". Jadi, kita ngeliput berita yang benar-benar nggak terpikirkan oleh media lain. Tapi terkadang begitu berita hasil liputan "deception" ini muncul, hits beritanya memang tinggi. Gue setiap pagi selalu deg-degan nungguin plottingan dari redaktur kemana gue harus ngeliput hari itu. Jujur, gue nggak begitu suka kalau disuruh ngeliput ala deception. Gue nggak suka karena harus ngeliput sendirian tanpa ada wartawan-wartawan dari media lain. Walaupun udah biasa sendiri, tapi gue tetep nggak suka dengan kesendirian ini (?). Tapi emang sih begitu berita tersebut publish, gue puas ngeliat hitsnya yang tinggi. Gue masih bersyukur karena selama ini gue liputan "deception" ke rumah-rumah narasumber (walaupun narasumber utamanya sulit dijangkau). Temen gue ada yang ke kuburan...

Hasil Tugas Kuliah Tidak Maksimal? Inilah Penyebabnya!

Ilustrasi / jobs.aol.com Bila kamu pernah merasa hasil kerja yang kamu buat tidak memuaskan, mungkin kamu masih setengah-setengah mengerjakkannya. Padahal bila dikerjakan secara maksimal hasilnya pun bisa memuaskan. Tahukah kamu apa penyebab seseorang melakukan pekerjaannya dengan setengah-setengah? David J. Lieberman Ph. D dalam bukunya, Instant Analysis, menyebutkan sebab-sebab seseorang melakukan pekerjaanya setengah-setengah sebagai berikut: