Langsung ke konten utama

Hasil Tugas Kuliah Tidak Maksimal? Inilah Penyebabnya!

Ilustrasi / jobs.aol.comIlustrasi / jobs.aol.com
Bila kamu pernah merasa hasil kerja yang kamu buat tidak memuaskan, mungkin kamu masih setengah-setengah mengerjakkannya. Padahal bila dikerjakan secara maksimal hasilnya pun bisa memuaskan.
Tahukah kamu apa penyebab seseorang melakukan pekerjaannya dengan setengah-setengah? David J. Lieberman Ph. D dalam bukunya, Instant Analysis, menyebutkan sebab-sebab seseorang melakukan pekerjaanya setengah-setengah sebagai berikut:

  1. Tidak Yakin pada Kemampuan Sendiri
Sering kali kita ragu pada diri sendiri apakah kita bisa melakukan hal tersebut dengan baik atau tidak. Takut salah, takut hasilnya buruk, takut tidak diterima dosen, dll. Keraguan itulah yang terkadang membuat kita tidak maksimal dalam melakukan pekerjaan.
  1. Harapan ­­Lebih Baik di Kemudian Hari
Keragu-raguan tadi terkadang memunculkan sikap menyerah. “Ah untuk saat ini kerjakan seadanya dulu yang penting selesai” itulah yang sering muncul dalam benak kita. Kita cenderung berharap di kesempatan lain dapat mengerjakan lebih baik daripada sekarang. Kita yakin jika dihadapkan pada situasi yang sama, kita akan mendapatkan inspirasi dan motivasi yang lebih baik.
  1. Kebiasaan Kerja Mepet Waktu
Kebiasaan mahasiswa pada umumnya ialah mengerjakan tugas ketika deadline hampir tiba. Hal itu membuat kita panik dan menurunkan kinerja kita dalam mengerjakan tugas. Dari yang seharusnya bisa melakukan riset lebih banyak dan mengolahnya lebih kreatif, tetapi karena keterbatasan waktu, kita jadi mengerjakan seadanya.
  1. “Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian”
Ungkapan ini memang dimaksudkan agar kita pantang menyerah. Kita tentu tidak ingin kegagalan itu datang saat kita telah mencapai puncak kesuksesan.  Itulah sebabnya sebagian orang justru mempersilakan dirinya untuk merasakan kegagalan di awal. Hal ini menyebabkan kita tidak kerja optimal.
  1. Tekanan Orang Lain
Terlalu banyak mendengarkan pendapat atau penilaian orang lain yang tidak membangun, akan menyebabkan kita tidak yakin pada diri sendiri. Alhasil ketidakyakinan tersebut akan memengaruhi kita dalam bekerja. Kita tidak mampu mengeksplor kemampuan yang kita miliki karena keyakinan terhadap kemampuan-kemampuan tersebut telah sirna oleh penilaian tidak baik dari orang lain
Bagaimana meninggalkannya?
  1. Fokuslah mengerjakan sesuatu dengan sebaik-baiknya. Pastikan pekerjaanmu mendapatkan hasil yang terbaik sejak awal kamu mengerjakan. Berpikirlah “Jika bisa langsung sukses dalam sekali kerja, kenapa harus jatuh berkali-kali?” Dengan pikiran itu otomatis kepercayaan diri dan semangat kita mengerjakan akan meningkat.
  2. Bertemanlah dengan orang-orang yang dapat memotivasi, jangan berteman dengan orang-orang yang suka mengeluh. Namun, meskipun kamu berteman dengan orang yang suka mengeluh, cobalah untuk tidak terpengaruh, justru usahakan untuk memberi motivasi kepadanya.
  3. Stop berpikir negatif. Pikiran negatif tentang kemampuan diri sendiri tentu akan memengaruhi kinerja Anda dalam mengerjakan segala sesuatu. Jika kita melihat sisi positif dari diri kita, ketakutan yang selama ini ada akan berubah menjadi kekuatan yang menyokong diri Anda untuk lebih produktif.
  4. Hilangkan kebiasaan mengerjakan segala sesuatu mepet waktu. Buatlah target kapan tugas itu harus selesai jauh sebelum deadline tiba.
Nah sekarang kamu bisa meninggalkan kerja setengah-setengah…
(tulisan ini telah dimuat di http://kabarkampus.com/2014/11/hasil-tugas-kuliah-tidak-maksimal-inilah-penyebabnya/)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Emosi Segelas Air Panas

Segelas air panas menyiram tanganku. Orang itu pelakunya. Perih rasanya. Walau tak sengaja, aku tetap marah. Marah dalam diam. Kemudian masuk kamar dan menangis. Bukan... Bukan karena tersiram air panas. Kebohongan yang terus dilakukan orang itu yang membuatku emosi. Ah! Berengsek. Andai anak bisa memisahkan kedua orangtuanya. Masalahnya, mama menikmati derita.

Sumpah! Status ini Lebih Galau daripada "Single"

Hello to my new status! "Fresh Graduate" status yang lebih bikin galau daripada status "Single". Sebagai fresh graduate , gue ngerasa semakin banyak tuntutan baik dari dalam diri sendiri maupun dari orang tua. Gue lulusan diploma yang kata orang kebanyakan, ini lulusan tanggung. Katanya sih lulusan diploma dipandang sebelah mata sama perusahaan-perusahaan, Katanya loh ya. Kata siapa? ya kata orang-orang, termasuk orang tua gue. Makanya, nyokap gue keukeuh banget nyuruh gue ekstensi S1, begitu pun dengan om dan tante gue. Ga tanggung-tanggung, nyuruh ekstensinya di luar negeri dan nyari beasiswa. I know, that's really good for me . Gue pun sejak masih SMP selalu punya cita-cita untuk study abroad . Bahkan gue sempet apply beasiswa ke Singapura untuk ngelanjutin SMA. Pada akhirnya, gue tetap menuntut ilmu di Tanah Air tercinta sampai gelar A. Md tersemat di belakang nama. Sekarang muncullah kegalauan terberat gue, "Lanjut kuliah atau kerja? atau kerj...

Kepada Orang-orang Baik...

.                       (sumber foto: Getty images) Gue buat catatan ini biar nggak lupa bahwa gue dikelilingi orang-orang baik. Kadang suka mikir, kenapa ya mereka baik banget padahal gue ga pernah berbuat baik sama mereka. Ya maksudnya biasa-biasa aja gitu, ga ngejahatin juga. Malah cenderung cuek banget banget. Sebagai contoh yang gue inget, sejak jaman sekolah sampe kerja, ada aja yang mau nebengin gue ke kampus, main, mau nganterin pulang sampe rumah tanpa gue minta (paling mintanya cuma nebeng sampe jalan yang emang dia lewatin). Untungnya sekarang ada ojek online jadi ga ngerepotin orang. Tapi tetep sih sampe sekarang kalo pulang kerja malem ada yang nawarin tebengan sampe rumah. Padahal rumah dia lebih deket dari kantor dan rumah gue jauh banget.  Beberapa waktu lalu, karena lagi corona, ga ada ojek online dan kendaraan umum terbatas, gue akhirnya pulang kantor lebih cepet dari biasanya padahal gue deme...