Langsung ke konten utama

Sumpah! Status ini Lebih Galau daripada "Single"

Hello to my new status! "Fresh Graduate" status yang lebih bikin galau daripada status "Single".

Sebagai fresh graduate, gue ngerasa semakin banyak tuntutan baik dari dalam diri sendiri maupun dari orang tua. Gue lulusan diploma yang kata orang kebanyakan, ini lulusan tanggung. Katanya sih lulusan diploma dipandang sebelah mata sama perusahaan-perusahaan, Katanya loh ya. Kata siapa? ya kata orang-orang, termasuk orang tua gue. Makanya, nyokap gue keukeuh banget nyuruh gue ekstensi S1, begitu pun dengan om dan tante gue. Ga tanggung-tanggung, nyuruh ekstensinya di luar negeri dan nyari beasiswa.

I know, that's really good for me. Gue pun sejak masih SMP selalu punya cita-cita untuk study abroad. Bahkan gue sempet apply beasiswa ke Singapura untuk ngelanjutin SMA. Pada akhirnya, gue tetap menuntut ilmu di Tanah Air tercinta sampai gelar A. Md tersemat di belakang nama.

Sekarang muncullah kegalauan terberat gue, "Lanjut kuliah atau kerja? atau kerja sambil kuliah?" Jujur, gue lebih suka bekerja, berkarya, having my dream job, and doing what i love daripada kuliah. Kan enak punya penghasilan sendiri, apalagi kalau kerjaannya sesuai passion. Di sisi lain gue mau kuliah juga, mumpung umur masih muda. Tapi, gue ga menemukan apa yang menjadi motivasi gue kuliah lagi selain dapet gelar sarjana. Ah jadi galau...


Memang ilmu itu penting, pendidikan itu penting. But now, i rather like learning by doing. Merasakan dunia kerja  terlebih dahulu sambil mengasah skill dan menemukan kelemahan yang perlu gue perbaiki. Dengan begitu, it's not about score anymore. Dosen gue adalah pengalaman, baik atau buruk, menjadi nilai tersendiri yang akan membentuk pribadi gue. Soon, ketika gue haus akan ilmu setelah mengetahui "medan perang" yang sesungguhnya, gue akan kuliah lagii. Jangan khawatir wahai orang tuaku... hahaha.

Jadi, gimana keputusannya sekarang? Masih galau? Yuk mari kita berdoa agar diberi petunjuk.

Yang terpenting, gue udah sampai di titik ini. Istilahnya, inilah "checkpoint" gue. And i have to face the next stage and finish this game of life well.



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cinta (Monyet) Diam-Diam Jaman Sekolah

14 Februari 2018 Wuhuuw.. Valentine is coming. Satu-satunya yang gue suka dari Valentine adalah banyak diskon yang bisa gue nikmati berdua sama... Nyokap. Ya, gue belum pernah melewatkan Valentine bersama kekasih. Karena emang belum pernah punya pacar akutu... Hehe. Apakah kuharus cari pacar mulai sekarang? Duh..  repot. Daripada nyari pacar, gue lebih tertarik mengingat kisah "cinta (monyet) diam-diam" gue jaman sekolah dulu. Setelah gue inget-inget kapan pertama kali suka-sukaan sama orang adalah saat gue masih sekecil sepatu Crocs alias pas masih TK.  TK Dulu gue tertarik dengan temen sekelas gue. Orangnya item manis kayak kecap. Namanya Rizky. Ternyata selera gue jaman masih sebiji jagung lumayan tinggi. Menurut gue, Rizky ini cowok paling manis se-TK, paling bersih, dan yang paling menawan saat meluncur di perosotan sekolah. Daaan bukan cuma gue yang suka sama dia. Bagaikan Dilan yang menyihir penonton wanita dengan pesonanya, banyakk banget yang

Emosi Segelas Air Panas

Segelas air panas menyiram tanganku. Orang itu pelakunya. Perih rasanya. Walau tak sengaja, aku tetap marah. Marah dalam diam. Kemudian masuk kamar dan menangis. Bukan... Bukan karena tersiram air panas. Kebohongan yang terus dilakukan orang itu yang membuatku emosi. Ah! Berengsek. Andai anak bisa memisahkan kedua orangtuanya. Masalahnya, mama menikmati derita.