Langsung ke konten utama

Bandit Ekonomi

".... Indonesia adalah bangsa yang kaya. Seharusnya bangsa ini bisa mandiri, berdaulat, dan bisa menyejahterakan rakyatnya. Sebagai seorang ekonom, aku yakin bangsa ini, dengan segala kekayaannya, tidak membutuhkan dunia luar. Andai embargo internasional diterapkan, itu lebih menguntungkan bangsa ini ketimbang menceburkan diri ke dalam perdagangan global. Saat ini, satu-satunya jalan untuk menyelamatkan bangsa ini dari jurang kehancuran adalah dengan banting setir, mengubah secara radikal sistem perekonomian yang ada. Kembalilah pada sosialisme Indonesia, sebagaimana Bung Karno dan Bung Hatta telah canangkan pada awal perjalanan bangsa ini. Buanglah sistem kapitalistis jauh-jauh karena ia punya daya rusak yang luar biasa"

"apa yang dimuat Ramparts, The Trojan Horse, adalah fakta. Aku adalah bagian darinya. Kematian Soekarno telah mengubah haluan bangsa ini, yang tadinya merdeka, berdaulat, mandiri, menjadi negara yang sangat bergantung pada imperialis Barat. Indonesia yang kaya raya dijadikan sapi perahan kapan saja mereka mau. Mereka benar-benar jahat! Dan kita benar-benar tak berdaya! Kamilah orang-orang yang membuat semua kondisi seperti ini, dengan satu senjata yang sangat ampuh bernama utang.

"Kamilah bandit ekonomi!!!"
Profesor Sudrajat berteriak, emosinya meledak.

"... sejak 1967, Indonesia telah kembali ke zaman penjajahan. Jika berabad lalu para penjajah itu berkulit putih dan memanggul senjata api, sekarang para penjajah itu berkulit sawo matang, seperti kulit kita semua para pribumi, dan bukan dengan senjata api, melainkan dengan teori-teori ekonomi, dengan utang, dengan konsentrasi pasar paham, dengan angka-angka statistik dan sebagainya. Penjajahan ini masih berjalan sampai sekarang!"

"Jenederal Soeharto dan Mafia Barckeley adalah aktor utama yang membawa bangsa ini ke jurang kehancuran. Mereka sungguh-sungguh jahat, mereka yang menjalankannya merupakan pelayan dari kekuatan Luciferian di atas bumi. Entah mereka sadar atau tidak. Hati-hatilah. Jangan sampai tertipu wajah luar mereka yang sepertinya santun, terpelajar, dan sebagainya. Bangsa ini harus mengetahui bahwa orang sepertiku sungguh-sungguh jahat. Kamilah yang selama ini berada di balik  kehancuran  negeri besar bernama Indonesia. John Perkins menamakan dirinya bagian dari Economic Hit Men (EHM), bandit ekonomi, sedangkan Kami di Indonesia adalah pelayan bagi mereka. Ini benar-benar nyata"

Kutipan novel The Jacatra secret hal 297-299 karya Rizky Ridyasmara

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Emosi Segelas Air Panas

Segelas air panas menyiram tanganku. Orang itu pelakunya. Perih rasanya. Walau tak sengaja, aku tetap marah. Marah dalam diam. Kemudian masuk kamar dan menangis. Bukan... Bukan karena tersiram air panas. Kebohongan yang terus dilakukan orang itu yang membuatku emosi. Ah! Berengsek. Andai anak bisa memisahkan kedua orangtuanya. Masalahnya, mama menikmati derita.

Sumpah! Status ini Lebih Galau daripada "Single"

Hello to my new status! "Fresh Graduate" status yang lebih bikin galau daripada status "Single". Sebagai fresh graduate , gue ngerasa semakin banyak tuntutan baik dari dalam diri sendiri maupun dari orang tua. Gue lulusan diploma yang kata orang kebanyakan, ini lulusan tanggung. Katanya sih lulusan diploma dipandang sebelah mata sama perusahaan-perusahaan, Katanya loh ya. Kata siapa? ya kata orang-orang, termasuk orang tua gue. Makanya, nyokap gue keukeuh banget nyuruh gue ekstensi S1, begitu pun dengan om dan tante gue. Ga tanggung-tanggung, nyuruh ekstensinya di luar negeri dan nyari beasiswa. I know, that's really good for me . Gue pun sejak masih SMP selalu punya cita-cita untuk study abroad . Bahkan gue sempet apply beasiswa ke Singapura untuk ngelanjutin SMA. Pada akhirnya, gue tetap menuntut ilmu di Tanah Air tercinta sampai gelar A. Md tersemat di belakang nama. Sekarang muncullah kegalauan terberat gue, "Lanjut kuliah atau kerja? atau kerj...

Kepada Orang-orang Baik...

.                       (sumber foto: Getty images) Gue buat catatan ini biar nggak lupa bahwa gue dikelilingi orang-orang baik. Kadang suka mikir, kenapa ya mereka baik banget padahal gue ga pernah berbuat baik sama mereka. Ya maksudnya biasa-biasa aja gitu, ga ngejahatin juga. Malah cenderung cuek banget banget. Sebagai contoh yang gue inget, sejak jaman sekolah sampe kerja, ada aja yang mau nebengin gue ke kampus, main, mau nganterin pulang sampe rumah tanpa gue minta (paling mintanya cuma nebeng sampe jalan yang emang dia lewatin). Untungnya sekarang ada ojek online jadi ga ngerepotin orang. Tapi tetep sih sampe sekarang kalo pulang kerja malem ada yang nawarin tebengan sampe rumah. Padahal rumah dia lebih deket dari kantor dan rumah gue jauh banget.  Beberapa waktu lalu, karena lagi corona, ga ada ojek online dan kendaraan umum terbatas, gue akhirnya pulang kantor lebih cepet dari biasanya padahal gue deme...